BLITAR – Amangkurat II (1677-1703) merupakan Raja Mataram Islam ke 5 yang memiliki julukan Sunan Amral. Amral merupakan cara lidah orang Jawa dalam mengucapkan kata admiral (laksamana), yakni pemimpin tertinggi dalam pasukan angkatan laut kerajaan Belanda.
Sebutan Sunan Amral merujuk pada kegemaran Amangkurat II yang memang suka mengenakan uniform atau seragam angkatan laut Belanda.
Gaya penampilan yang kebelanda-belandaan dalam memerintah membuat tingkat kepercayaan rakyat menjadi rendah. Kekuasaan Amangkurat II sebagai Raja Jawa dinilai sebagai ciptaan VOC Belanda.
“Bahkan pada tahun 1680 tersebar desas-desus di tengah rakyat Jawa bahwa Amangkurat II sesungguhnya bukanlah putra mahkota yang dulu, melainkan putra Speelman yang menyamar,” demikian dikutip dari buku Sejarah Indonesia Modern 1200-2008 (2008).
Amangkurat II merupakan putra Amangkurat I yang menikah dengan Ratu Kulon. Bernama lahir Raden Mas Rahmat, sejak kecil Amangkurat II diasuh oleh Pangeran Pekik, kakeknya dari pihak ibu.
Sebab ibunya telah meninggal dunia sejak Amangkurat masih kecil. Saat menginjak remaja Amangkurat II pernah terlibat perselisihan hebat dengan Amangkurat I.
Ia menyukai Rara Oyi atau Roro Hoyi, selir ayahnya. Rara Oyi berhasil dimiliki namun hal itu membuat Amangkurat I murka. Pangeran Pekik yang diketahui berperan besar memuluskan hasrat cucunya, dibunuh.
Amangkurat II diampuni, namun syaratnya ia harus menghabisi Rara Oyi dengan tangannya sendiri. Syarat itu ia lakukan dengan hati yang pedih.
Amangkurat II berhasil naik tahta Mataram setelah dibantu oleh kekuatan VOC Belanda. Karenanya di awal pemerintahannya ia begitu tunduk pada kekuatan VOC.
Baca Juga: Tumbuhkan Laju Daur Ulang, Coca-Cola Gandeng Grab Gaungkan Program Recycle Me
Follow Berita Okezone di Google News