Jakarta, CNBC Indonesia – Perusahaan negara tetangga RI ini cuan besar. Bahkan nilanya kini melebihi PDB satu negara.
Ini terjadi pada Tata Group, perusahaan asal India, 183 kilometer (km) dengan RI. Perusahaan itu memiliki nilai lebih dari US$ 365 miliar atau setara Rp 5.715 triliun.
Kapitalisasi pasar gabungan konglomerat terbesar di India itu bahkan lebih besar dari produk domestik bruto (PDB) negara negara tetangganya, Pakistan. Menurut perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF), PDB Pakistan sendiri diperkirakan sekitar US$ 341 miliar atau sekitar Rp5.339 triliun.
Salah satunya adalah raksasa perangkat lunak Tata Consultancy Services atau TCS, yang merupakan perusahaan terbesar di India setelah Reliance. Perusahaan itu memiliki total m-cap sebesar US$178 miliar (Rp 2.786 triliun). Awal bulan ini, kapitalisasi pasar gabungan Tata Group melampaui angka 30 lakh crore rupee atau sekitar Rp 566,7 triliun dan menjadikannya konglomerat India pertama yang mencapai pencapaian tersebut.
“Lonjakan kekayaan yang luar biasa ini dipicu oleh meningkatnya minat terhadap saham perusahaan-perusahaan seperti Tata Consultancy Services, Tata Motors, Tata Power dan Indian Hotels,” tulis Times of India, dikutip Rabu (21/2/2024).
Perlu diketahui, India saat ini merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia. Bank Dunia mematok pertumbuhan ekonominya sebesar 6,3% pada tahun keuangan saat ini hingga akhir bulan Maret.
Negara ini juga merupakan negara dengan populasi terbesar di dunia. Populasi diperkirakan akan terus bertambah menjadi 1,668 miliar orang pada tahun 2050.
Pakistan sendiri masih bergulat dengan permasalahan ekonomi selama beberapa tahun terakhir. Di mana ini terjadi di tengah meningkatnya utang, menurunnya cadangan devisa dan ketidakstabilan politik yang berkepanjangan.
Sejak tahun 2011, utang luar negeri Pakistan meningkat hampir dua kali lipat, sementara utang dalam negeri meningkat enam kali lipat. Sebuah laporan dari lembaga pemikir yang berbasis di Islamabad, Tabadlab, menggambarkan situasi utang Pakistan sebagai “api yang membara” dan jauh lebih kritis dibandingkan penilaian IMF yang menganggap situasi tersebu” dapat dikelola.
“Tahun lalu, IMF menyetujui dana talangan sebesar US$3 miliar (Rp46.9 triliun) yang sangat dibutuhkan Pakistan,” tulis laporan itu lagi.
Artikel Selanjutnya
Ada Apa India? Jumlah Kakek-Nenek Mau “Meledak”, Janda Naik
(sef/sef)