Harga Emas Dunia Pecah Rekor, Tembus 2.621 Dolar AS Pasca Pelonggaran Moneter The Fed

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Harga emas di perdagangan pasar dunia kembali mencetak rekor baru, melonjak tajam hingga 2.621 dolar AS per troy ons, Minggu (22/9/2024).

Mengutip dari Bloomberg,terjadi kenaikan harga 1,33 persen dari hari sebelumnya dan menjadi rekor harga tertinggi sepanjang masa menandai posisi All Time High (ATH).

Mengekor kenaikan harga  emas dunia, emas Antam juga ikut terkerek naik hingga dibanderol Rp 1.455.000 per gram. Melonjak Rp 12.000 dibandingkan hari sebelumnya dan menjadi rekor tertinggi sepanjang masa.

Sementara harga pembelian kembali (buyback) oleh Antam bertengger dikisaran Rp 1.295.000 per gram. Naik Rp 10.000 dari posisi kemarin, lalu diikuti lonjakan harga perak yang naik 0,26 persen menuju level 31,505 dolar AS per troy ons.

Pergerakan positif ini terjadi tepat setelah investor merespon pelonggaran moneter yang dilakukan the Fed, dengan mengakhiri era suku bunga tinggi lewat pemangkasan suku bunga acuan sebesar 50 basis points (bps) menjadi 4,75-5,0 persen 


Pemangkasan ini jadi kali pertama sejak Maret 2020 tepatnya empat tahun lalu saat awal pandemi Covid-19.

Pemangkasan 50 bps lebih besar bila dibandingkan ekspektasi pasar yang mematok pelonggaran di kisaran 25 bps, mencerminkan upaya The Fed untuk mencapai soft landing yang telah lama ia upayakan.

Pelonggaran suku bunga secara tidak langsung  membuat   nilai dolar  terpangkas tajam, alhasil aset berisiko seperti emas akan dipandang menarik bagi investor.

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini, 20 September 2024: Meroket, Jadi Rp 1.443.000

 Terlebih, emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Sehingga memegang emas akan lebih menguntungkan saat suku bunga turun.

“Sepertinya harga emas masih akan bergerak ke atas. Dolar AS melemah, suku bunga bergerak turun, dan ada ketidakpastian geopolitik. Ini semua membuat emas menjadi atraktif bagi investor,” kata Matt Miskin dari John Hancock Investment Management, dikutip dari Bloomberg News.

Prospek Emas di Tahun 2025

Goldman Sachs memperkirakan harga emas bisa naik di kisaran 2.700 dolar AS per troy ons pada awal tahun depan.

Sementara Citigroup memproyeksikan harga emas bisa melesat 3.000 dolar AS per troy ons pada pertengahan 2025.

Hal senada juga di lontarkan analis dari broker Octa, Kar Yong Ang yang menyatakan bahwa harga emas akan mengalami kenaikan hingga tahun 2025, meskipun sempat mengalami penurunan dalam beberapa bulan terakhir.

Baca juga: Harga Emas Antam Hari Ini, 21 September 2024: Naik Rp12.000, Jadi Rp1.455.000 per Gram

Sinyal tersebut kian nyata melihat indikator Stochastic RSI yang mengukur kekuatan dan kelemahan emas menyentuh ke level tertinggi, mencapai  100.

Harga emas kemungkinan akan mengalami konsolidasi. Koreksi yang sehat memang dibutuhkan agar tidak menjadi gelembung (bubble).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *