Jakarta, CNBC Indonesia – Kekuatan suara partai politik (parpol) Islam diperkirakan masih memiliki peran besar dalam kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, seiring besarnya jumlah populasi Islam di Indonesia sehingga menjadi peluang untuk parpol Islam memiliki dukungan yang kuat.
Adapun poros utama partai Islam terbagi menjadi tiga yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB),Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Persatuan Pembangunan(PPP).
Bahkan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) sebelumnya yakni Pilpres 2019, di mana Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang saat itu memenangkan Pilpres 2019 dengan menggaet Ma’ruf Amin yang berasal dari Partai PPP. Blok Jokowikala itu juga mendapat dukungan dari partai Islam terbesar yaitu Partai Keadilan Bangsa (PKB) saat itu.
Sedangkan bakal calon presiden (bacapres) 2024 yang erat kaitannya dengan Islam yaitu Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar atau biasa disapa Cak Imin.Anies Baswedan yang dikenal dengan sebagai Intelektual muslim yang progresif diperkuat dengan Cak Imin yang memiliki latar belakang pesantren bergaris Nadlatul Ulama (NU).
Selain itu, Ganjar juga mendapat dukungan dari Mahfud MD yang erat dikaitkan sebagai sosok yang berasal dari kalangan Nadhatul Ulama (NU).
Pada Pemilu 2024 kali ini, PKB dan PKS tergabung dalam koalisi Anies-Cak Imin sehingga memperkuat elektabilitas paslon ini sebagai partai yang memiliki aliran Islam. Paslon Ganjar-Mahfud mendapat dukungan dari partai parlemen PPP.
Sedangkan, Prabowo-Gibrankurang memiliki basis suara yang kuat dengan pasangan tersebut yang kurang erat kaitannya dengan sosok Islam. Selain itu, koalisi ini mendapat dukungan dari Partai Bulan Bintang (PBB) yang tidak mendapatkan kursi parlemen.
Berkaca pada hasil di atas, partai Islam mendulang banyak pemilih saat pemilu 2004 tetapi jatuh pada pemilu 2009. Sebagai catatan, pemilihan umum 2004 adalah masa di mana Indonesia pertama kali menggelar pemilihan presiden secara langsung sehingga ada peran besar calon presiden di sana yang mempengaruhi suara pemilih.
Dari tiga partai, PKSmenjadi partai dengan suara paling stabil sebelum melonjak tajam pada pemilu 2019. Hal ini bisa dipahami mengingat PKSidentik dengan partai yang memiliki kader loyal.
Sebagai informasi, beberapa tahun lalu sempat mencuat wacana partai Islam bersatu membentuk poros baru.
Gabungan ketiga partai tersebut akan menjadi lebih besar dibanding Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), berdasarkan data Pemilu Legislatif (Pileg) 2019. Ketiga partai tersebut akan menghasilkan 30 juta suara atau 22,42% suara, sedangkan PDIP sebagai partai terbesar memiliki 19,91% suara.
Peta kekuatan ketiga partai Islam ini akan menguasai enam lokasi terbesar yaitu Jawa Timur VIII, Jawa Barat XI, Banten III, Jawa Timur III, Jawa Barat VII, dan Jawa Timur XI. Ketiga partai Islam ini memegang suara mencapai lebih dari 700 ribu suara. Namun, PDIP sendiri masih lebih unggul di wilayah Banten III dengan capaian suara 1,7 juta.
Sebagai informasi, PDIP merupakan satu-satunya partai politik yang dapat menguasai suara hingga melebihi 700 ribu, bahkan mencapai empat wilayah. Keempat wilayah tersebut diantaranya Jawa Timur VI, Banten III, Jawa Tengah V, dan Bali.
Penguasaan gabungan kekuatan partai politik Islam ini sejalan dengan kawasan mayoritas Muslim yang didominasi oleh Provinsi Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Banten. Wilayah Jawa Timur III menjadi kekuatan utama poros Islam ini dengan menguasai 41,72% kantong suara.
Berikut data lengkap kantong suara partai Islam PKB, PKS, dan PPP beserta wilayahnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)[Gambas:Video CNBC]