Kepala Mossad, Bos CIA, dan PM Qatar Bertemu di Warsawa: Sandera Hamas Tinggal Tentara Israel

Kepala Mossad, Bos CIA, dan PM Qatar Bertemu di Warsawa: Sandera Hamas Tinggal Tentara Israel

TRIBUNNEWS.COM – Kepala badan intelijen Mossad Israel, David Barnea, dijadwalkan bertemu direktur CIA William Burns dan Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani di Warsawa, Polandia, Senin (18/12/2023).

Menurut outlet berita Ibrani Ynet, perundingan tersebut akan fokus pada upaya mencapai kesepakatan pertukaran tahanan yang baru antara milisi pembebasan Palestina di Gaza, Hamas dan Israel.

“Negosiasi, dan akan berlangsung “panjang, rumit, dan lebih sulit dari sebelumnya. Keterlibatan Burns yang berkelanjutan dalam negosiasi sangat penting untuk mencapai kesepakatan baru,” kata sumber Israel kepada Axios.

Baca juga: Kemarin Ngebom Duluan, Kini Israel Merengek ke Mesir dan Qatar Minta Pertukaran Tawanan Lagi

Pertemuan tersebut terjadi tiga hari setelah Barnea dan perdana menteri Qatar bertemu di sebuah negara Eropa yang tidak disebutkan namanya untuk memulai kembali perundingan pembebasan tawanan.

“Direktur CIA Bill Burns dan kepala intelijen Mesir Abbas Kamel telah diberi pengarahan tentang pertemuan tersebut dan membantu dalam upaya baru untuk mencapai kesepakatan penyanderaan,” Axios melaporkan pada 16 Desember.

Sebelumnya, mediasi AS, Qatar, dan Mesir membantu mengamankan putaran perundingan gencatan senjata dan pembebasan tahanan pada akhir November..

Gencatan senjata bertajuk jeda kemanusiaan itu berlangsung tujuh hari dan menghasilkan pembebasan 81 warga Israel, 23 warga negara asing, dan 240 warga Palestina.

Baca juga: Eyes Never Lie, Tatapan Penuh Cinta Maya Si Sandera Israel ke Tentara Hamas, Stockholm Syndrome?

TATAPAN SANDERA – Tatapan Maya Regev (21), sandera Israel ke seorang anggota Brigade Al Qassam, sayap militer Hamas, saat dibebaskan dalam pertukaran sandera melalui Palang Merah Internasional pada 25 November 2023. Tatapan Maya ini menjadi perbincangan di media sosial, bertolak belakangan dengan citra Hamas yang digembar-gemborkan media Barat sebagai kumpulan karakter yang bengis dan tidak manusiawi. (Twitter/Milisi Pembebasan Palestina Hamas)

Sekitar 130 warga Israel diyakini masih ditahan oleh Hamas di Jalur Gaza.

Namun, tidak semuanya masih hidup.

Tel Aviv mengumumkan pada Jumat kalau mereka secara keliru telah membunuh tiga tahanan Israel di Gaza.

Tentara Israel mengakui para tahanan tidak bersenjata dan mengibarkan bendera putih.

Baca juga: Hamas Sisakan Sandera Tentara Israel, Komandan Al-Qassam: Tak Ada Negosiasi, Biarkan Perang Berkobar

Keluarga warga Israel yang disandera dan warga Israel lainnya menggelar aksi unjuk rasa di luar Kantor Kementerian Pertahanan Israel di Tel Aviv, Jumat, (15/12/2023). Mereka meminta pemerintah segera mengupayakan pembebasan sandera. (AHMAD GHARABLI / AFP)

Hamas telah berulang kali mengatakan kalau mereka telah membebaskan semua anak-anak dan warga non-tempur Israel, dan mereka yang masih bertahan adalah tentara.

Kelompok perlawanan sejauh ini menolak perundingan apa pun untuk mencapai kesepakatan sampai Israel mengakhiri serangan terhadap Gaza.

Dalam hal ini, kesepakatan apa pun harus mencakup pembebasan seluruh warga Palestina, yang berjumlah ribuan, yang ditahan di penjara-penjara Israel.

“Seorang pejabat senior AS mengatakan kepada wartawan dalam sebuah pengarahan bahwa AS dan Israel sedang mencoba mencari cara untuk membebaskan sandera. Dia mengatakan ada beberapa ide dan inisiatif tentang cara melakukannya, namun masih belum jelas apakah ada cara yang akan mendapatkan daya tarik. kata Axios, Minggu.

(oln/axios/tc/*)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *