Media Israel Terheran-heran, Kok Bisa Rudal Houthi Menghindari Radar Canggih IDF dan Amerika?
TRIBUNNEWS.COM – Sebuah analisis yang dilansir The Jerusalem Post, mengulas soal keberhasilan rudal yang diluncurkan kelompok Ansarallah (Houthi) Yaman yang mampu menghindari sistem deteksi canggih Israel pada Minggu (15/9/2024) pagi.
“Meskipun sistem radarnya canggih, rudal Houthi tersebut baru berhasil dijatuhkan setelah melewati wilayah udara Israel, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang potensi kegagalan sistem keamanan yang ada,” kata tulisan Udi Ezion tersebut dikutip Senin (16/9/2024).
Baca juga: Israel Dikepung Perlawanan: Drone Hizbullah Tembus 30 Km, Rudal Houthi 15 Menit Hantam Tel Aviv
Ulasan tersebut menyatakan kalau Houthi sebenarnya tidak memiliki industri rudal balistik sendiri.
“Seluruh stok mereka berasal dari Iran. Apa yang dikenal di Yaman sebagai “Tufan” pada dasarnya adalah rudal Ghadir Iran, yang merupakan pengembangan dari Shahab-3,” kata ulasan tersebut.
Selama 25 tahun, sistem Arrow telah, sistem pertahanan hasil join Israel-Amerika Serikat (AS) dikembangkan dan ditingkatkan agar dapat mencegat rudal-rudal Iran ini.
“Rudal ini memiliki jangkauan sekitar 2.000 km, cukup untuk menempuh jarak dari Yaman ke Israel,” kata ulasan itu.
Rudal jarak jauh Ghadr 1 kelas Shahab 3 diluncurkan selama uji coba dari lokasi yang tidak diketahui di Iran tengah pada 28 September 2009.
Dijelaskan, rudal yang diluncurkan Houthi dan menghantam Tel Aviv tersebut diangkut dari tempat penyimpanannya dengan truk ke tempat peluncuran, tempat rudal tersebut dirakit.
Sasaran rudal telah ditentukan sebelumnya dan tidak dapat mengubah jalurnya atau memperbaiki serta mengubah targetnya saat penerbangan.
Berbeda dari Shahab, persiapan peluncurannya, terutama pengisian bahan bakar tahap pertama, hanya memakan waktu sekitar 30 menit, bukan beberapa jam.
Rudal diluncurkan secara vertikal dan mengikuti lintasan balistik, artinya rudal bergerak dalam bentuk busur.
Rudal terbang melalui atmosfer dengan mesin yang masih menyala, mendorongnya maju.
Selama penerbangan, tahap pertama terpisah, dan tahap kedua masuk kembali dari atmosfer setelah menghabiskan bahan bakarnya, terus berakselerasi karena gravitasi.